Contoh Artikel Tentang Jaringan 3GPP Long Term Evolution (LTE) / 4G LTE

Pengantar

Tulisan ini sepenuhnya disadur dari Wikipedia Indonesia.

Menurut Wikipedia Indonesia, LTE atau 3GPP Long Term Evolution merupakan standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi dengan basis jaringan UMTS/HSPA dan GSM/EDGE. Interface dari LTE ini tidak cocok dengan jaringan 3G maupun 2G, yang menimbulkan konsekuanei pengoperasian LTE harus melalui spektrum nirkabel terpisah.
3GPP LTE (www.nonlte.com)
3GPP LTE (www.nonlte.com)


Kemampuan download teknologi LTE ini bisa mencapai kecepatan 300mbps (megabite per detik), sedangkan kecepatan uploadnya mencapai 75mbps (megabite per detik). Pada tanggal 14 Desember 2009, layanan LTE ini diadopso untuk pertama kalinya oleh operator seluler TeliaSonera di Oslo dan Stockholm.

3GPP Long Term Evolution (LTE) yang dipasarkan dengan nama populer 4G LTE merupakan standard komunikasi nirkabel berbasis jaringan UMTS/HSDPA dan GSM/EDGE untuk akses data kecepatan tinggi menggunakan perangkat mobile.

Sampai saat ini, LTE digadang-gadang merupakan jaringan nirkabel tercepat sebagai penerus dari jaringan 3G. Bahkan LTE diklaim yang paling cepat pertumbuhannya di jajaran jaringan nirkabel.

Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, tetapi teknologi LTE tersebut belum bisa disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R.

Teknologi yang dipastikan memenuhi persyaratan disebut sebagai teknologi 4G adalah Teknologi LTE Advanced. Operator pertama di Negara Indonesia yang yang menggunakan teknologi 4G ini adalah Bolt yang diluncurkan oleh PT. Internux pada tanggal 14 November 2013.


Sekilas Tentang LTE

LTE mulai dikembangkan oleh 3GPP pada tahun 2004. Faktor penyebab 3GPP mengembangakan teknologi LTE diantaranya:
1.     Permintaan user untuk meningkatkan kecepatan akses data
2.     Meningkatkan kualitas layanan
3.     Memastikan daya saing sistem 3G yang tersu berlanjut di masa depan

3GPP LTE sendiri merupakan salah satu perwakilan dari kemajuan besar dalam teknologi selular. LTE dirancang agar bisa memenuhi kebutuhan provider atas akses media angkut dan data dengan kecepatan tinggi disamping untuk menyokong kapasitas teknologi suara di masa mendatang.

Teknologi LTE meliputi layanan penyiaran multimedia, multimedia unicast dan data berkecepatan tinggi. Selain itu, beberapa pihak memperkirakan bahwa teknologi LTE ini akan mampu membawa komunikas pada tahap lebih tinggi, dimana tidak saja menghubungkan antar manusia, tetapi juga bisa menyambungkan mesin.


Teknologi LTE dan Layanannya

1.     Secara teoroitis, teknologi LTE menawarkan kecepatan upload 75 Mbps dan download 300 Mbps.
2.     LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio dengan besar masing-masing 180 KHz. OFDM melakukan transmisi dengan membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran lebih lambat yang kemudian ditransmisikan secara serentak. OFDM ini memperekecil kemungkinan terjadinya efek multi path.
3.     Meningkatkan kecepatan transmisi secara keseluruhan, kanal transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
4.     LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini mampu menyederhanakan rancangan dan implementasi interface LTE, jaringan radio dan jaringan inti, sehingga memungkinkan industri wireless beroprasi seperti jaringan fixed-line.
5.     Agar menjadi umum, perangkat mobile yang berbasis LTE harus mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar muka dan protocol di tempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.


Kecepatan LTE

Kecepatan maksimum LTE bisa mencapai 75.4 Mbps untuk upload dan 299.6Mbps untuk download. Tetapi, operator seluler yang telah menyediakan jaringan ini, masih membatasi kapasitas dan kecepatan bagi para pelanggannya.

Arsitektur Jaringan dan Antarmuka Teknologi LTE
Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.


Jaringan Telepon

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya LTE menggunakan jaringan all-IP. Sedangkan telepon pada GSM dan UMTS menggunakan circuit switching. Dengan pengadopsian teknologi LTE, maka para operator harus merencanakan ulang jaringan telepon mereka.

Munculah tiga pendekatan yang dapat digunakan:

1.     CSFB (Circuit Switched Fallback): Pada pendekatan ini, LTE hanya menyediakan servis data dan ketika telepon dilakukan atau diterima maka akan kembali menggunakan circuit switching. Kerugian yang didapatkan adalah pengaturan telepon mengambil waktu yang lebih lama.
2.     SVLTE (Simultaneous Voice and LTE): Pada pendekatan ini ponsel bekerja sebagai LTE dan circuit switching secara bersamaan. Kekurangan pada pendekatan ini adalah ponsel cenderung memiliki harga mahal dan menggunakan konsumsi tenaga yang tinggi.
3.     VoLTE (Voice over LTE): Pendekatan ini berbasis pada IP multimedia subsistem, yang bertujuan menyokong akses telepon dan multimedia melalui terminal nirkabel.
4.     Selain ketiga pendekatan diatas, terdapat alternatif lain yang tidak diinisiasikan oleh operator yaitu , Over-the-top-content servis , menggunakan aplikasi seperti skype dan google talk untu menyediakan servis telepon bagi LTE. Walupun begitu sekarang dan beberapa masa kedapan, servis telepon masih menjadi pemasukan utama bagi operator mobile. Maka menggantungkan servis telepon LTE sepenuhnya pada OTT, merupakan suatu tindakan yang tidak akan menerima banyak dukungan dari industri telekomunikasi.


Hack Cipta LTE

Menurut database milik European Telecommunications Standart Institute (ETSI), terdapat 50 perusahaan yang memiliki hak paten dari LTE.


Kekurangan Teknologi LTE

Kekurangan yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk infrastruktur jaringan baru relatif mahal. Selain itu jika jaringan harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.

Selain itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output), teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru guna mengguna infrastruktur jaringan yang baru.


LTE di Indonesia

Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi 3GPP tapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.

3 operator yang sudah tercatat melakukan uji coba teknologi LTE adalah Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Walaupun begitu LTE bisa diturunkan kepasaran kurang lebih sekitar dua tahun lagi. Mengingat pemerintah yang sedang berkonsentrasi kepada teknologi WiMAX yang baru-baru ini diadopsi Indonesia.

Pada tanggal 14 November 2013, perusahaan telekomunikasi Internux meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE. Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps, lebih cepat dari teknologi EVDO Rev. B yang dimiliki oleh Smartfren yang menawarkan kecepatan akses data hingga 14,7 Mbps.[1]


Rujukan:

1.     Sauter, Martin ( Maret 2011). From GSM to LTE: an introduction to mobile networks and mobile broadband. A John Wiley and Sons.hlm.205-274.ISBN: 978-0-470-97824-5
2.     Dahlman, Erik; Parkvall, Stefan; Skold, Johan (May 2011). 4G LTE/LTE-Advance for Mobile Broadband. Elsevier.ISBN: 978-0-12-385489-6
3.     Dwi Cahyadi, Agung (Maret 2012). “Saatnya Beralih ke LTE?”, CHIP 3: 48-49.
4.     Straubhaar, Joseph, LaRose, Robert, & Davenport, Lucinda (2010).Media Now: Understanding Media, Culture and Technology, 6th edition, Belmont, CA:Wadsworth.hlm.360.ISBN:978-1-4390-8257-7

Referensi

1.     "Smartphone Yang sudah Support Jaringan 4G LTE Di Indonesia
2.     “Who Owns LTE Patents?”. Ipeg pada 6 maret 2012. Diakses pada 24 Maret 2012. http://www.ipeg.eu/?p=3529
3.     “What is LTE - Long Term Evolution”. Unknown. Diakses pada 24 Maret 2012. http://freewimaxinfo.com/lte.html



Post a Comment

Previous Post Next Post

Formulir Kontak